Namun tak semua impian bisa kita capai, tak semua keinginan bisa kita gapai. Seperti punya rumah sendiri. Mungkin butuh waktu lama bagi kami sekeluarga untuk memiliki rumah yang seadanya. Dekat dengan tempat mengajar.
Selama ini, sejak menikah 7 tahun yang lalu, kami sudah berpindah-pindah rumah kontrakan. Seperti orang jaman dahulu : nomaden. Sudah ada sekitar 5 rumah kontrakan yang kami tempati di Jakarta. Semuanya dalam bentuk kontrakan petak, hanya cukup buat satu keluarga.
Senang & susah kami hadapi bersama di rumah-rumah. Muhammad anak pertama kami, kami besarkan di 3 kontrakan akhir. Melewati kerasnya kehidupan Ibukota, sambil kami menyelasaikan masa kuliah kami di sana.
Alhamdulillah, ketika memutuskan pulang ke Magelang, kami langsung ditempatkan di sebuah rumah kontrakan besar, terdiri dari 3 kamar, 2 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, dapur. Rumah yang sangat besar bagi yang terbiasa tinggal di rumah petakan.
Hal yang paling menyulitkan selama ini adalah proses pindahan. Rumah jadi berantakan, butuh penataan rumah dengan segala perabotannya. Alhamdulillah selama proses itu, teman-teman kuliah & tetangga banyak yang membantu. Sehingga semua beban kesulitan itu bisa diringankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar